Para ilmuwan di seluruh dunia tengah antusias meneliti fenomena kosmik yang menakjubkan, yakni "Kuburan Bintang." Istilah ini merujuk pada tabrakan dahsyat antara sisa-sisa bintang ekstrem, terutama lubang hitam dan bintang neutron. Penemuan ini dimungkinkan berkat deteksi gelombang gravitasi, getaran halus dalam ruang-waktu yang diprediksi oleh Albert Einstein.
Dengan memanfaatkan data dari tiga detektor canggih, yaitu LIGO di Amerika Serikat, Virgo di Italia, dan KAGRA di Jepang, para peneliti berhasil mencatat 128 tabrakan baru selama sembilan bulan pertama pengamatan. Di antaranya, terdapat dua peristiwa langka yang melibatkan lubang hitam dan bintang neutron secara bersamaan. Jumlah penemuan ini dua kali lipat dari rekor sebelumnya, membuktikan potensi besar detektor dalam mengungkap sinyal kosmik yang sangat lemah.
Penemuan ini memberikan bukti kuat tentang kemampuan luar biasa jaringan detektor gelombang gravitasi internasional. Bahkan, mereka berhasil mendeteksi lubang hitam terberat yang pernah diketahui.
Selain memberikan gambaran tentang siklus hidup bintang, penelitian ini membantu menjelaskan bagaimana lubang hitam tumbuh melalui tabrakan. Analogi yang tepat adalah bagaimana paleontolog mempelajari dinosaurus melalui fosil. Sisa-sisa bintang, baik lubang hitam maupun bintang neutron, menjadi jendela untuk memahami kehidupan bintang.
Data ini juga memberikan wawasan baru tentang ekspansi alam semesta. Setiap tabrakan lubang hitam menyediakan informasi jarak langsung, yang dapat digunakan untuk mengukur Konstanta Hubble, sebuah angka penting yang menggambarkan kecepatan alam semesta mengembang.
Sinyal terkuat yang pernah terdeteksi, dengan kode GW230814, juga menjadi fokus penelitian. Sinyal ini memberikan kesempatan emas untuk menguji teori relativitas umum Einstein. Semakin kuat sinyal, semakin akurat pengukuran yang dapat dilakukan, dan sejauh ini teori Einstein selalu lulus uji.
Peningkatan sensitivitas LIGO, Virgo, dan KAGRA sejak 2020, membuat pengamatan kali ini 25% lebih akurat dari sebelumnya. Hal ini memungkinkan para ilmuwan menjangkau wilayah alam semesta yang lebih luas.
Meskipun demikian, para peneliti belum menemukan kilatan cahaya yang biasanya menyertai tabrakan antara lubang hitam dan bintang neutron, seperti yang diharapkan. Namun, dengan hadirnya teleskop baru seperti Vera Rubin Telescope, peluang untuk mendeteksi secara bersamaan cahaya dan gelombang gravitasi diperkirakan akan meningkat.
Penelitian yang memetakan "kuburan bintang" ini diharapkan dapat membuka pemahaman baru tentang kehidupan dan kematian bintang masif, serta membantu menjawab pertanyaan besar astronomi modern: seberapa cepat sebenarnya alam semesta berkembang?