Konflik yang berkecamuk antara Pakistan dan India telah memaksa sejumlah maskapai penerbangan di seluruh dunia untuk menghindari wilayah udara Pakistan. Eskalasi ketegangan ini bermula dari serangan mematikan di Pahalgam, Kashmir, yang memicu saling serang artileri antara kedua negara di sepanjang garis kontrol (LoC).
Akibatnya, rute penerbangan global mengalami gangguan signifikan, terutama yang menuju dan dari Asia Selatan serta Eropa. Maskapai-maskapai besar seperti Air France dan Lufthansa telah mengambil langkah preventif dengan tidak melintasi wilayah udara Pakistan hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Pengalihan rute ini berdampak pada penambahan waktu tempuh penerbangan. Air France mengalihkan rute ke New Delhi, Bangkok, dan Ho Chi Minh, sementara Lufthansa mengalami penambahan waktu penerbangan dari Frankfurt ke New Delhi. Maskapai Asia seperti Thai Airways, Korean Air, dan EVA Air juga turut menyesuaikan jalur penerbangan mereka.
Dampak dari pengalihan rute tidak hanya dirasakan oleh maskapai dalam bentuk peningkatan biaya bahan bakar, tetapi juga berpotensi mengurangi pendapatan Pakistan dari biaya izin lintas udara.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui Sekjen Antonio Guterres menyerukan kepada kedua negara untuk menahan diri dan mencari solusi damai, menekankan bahwa konfrontasi militer bukanlah jalan keluar.
Ketegangan di Asia Selatan ini menambah daftar panjang krisis global yang mengganggu lalu lintas udara, menyusul konflik Rusia-Ukraina dan situasi di Timur Tengah yang juga memaksa maskapai menghindari wilayah udara tertentu.