Pendiri raksasa teknologi Microsoft, Bill Gates, mendapat tawaran menarik dari Pemerintah Indonesia untuk bergabung sebagai dewan penasihat di Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan langsung tawaran ini, menyoroti reputasi Gates sebagai seorang filantropis yang aktif berkontribusi dalam meningkatkan sektor kesehatan di Indonesia.
Pemerintah saat ini tengah merencanakan pembentukan Danantara Trust, sebuah lembaga yang akan mengelola aset dan hibah filantropi. Kehadiran Gates diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan komunitas filantropi global untuk berinvestasi melalui lembaga ini.
"Saya berharap, Pak Bill, Anda bisa bergabung di dewan, bersama Pak Ray Dalio, yang merupakan kolega Anda. Keduanya duduk di dewan filantropi di Tiongkok," ungkap Budi saat pertemuan dengan Bill Gates di Istana Kepresidenan Jakarta.
William Henry Gates III, lahir di Seattle, Washington, Amerika Serikat, pada 28 Oktober 1955. Sejak usia 13 tahun, Gates sudah menunjukkan minatnya pada pemrograman komputer. Pada tahun 1972, saat masih bersekolah, ia ikut mendirikan Traf-O-Data, perusahaan yang bergerak di bidang analisis pola lalu lintas.
Gates sempat menempuh pendidikan di Universitas Harvard, namun memutuskan untuk keluar pada tahun 1975 dan bersama Paul Allen mendirikan Microsoft.
Ia menjabat sebagai Presiden Microsoft dari tahun 1977 hingga 1982, serta Ketua Dewan Direksi dari tahun 1981 hingga 2014.
Bersama Microsoft, Gates menciptakan berbagai inovasi di bidang teknologi, termasuk MS-DOS (Microsoft Disk Operating System), sistem operasi Microsoft Windows, dan teknologi CD-ROM.
Pada tahun 1987, Gates menjadi miliarder termuda di Amerika Serikat, dengan kekayaan mencapai US$1,25 miliar. Ia menduduki peringkat pertama sebagai orang terkaya di dunia versi Forbes selama 12 tahun berturut-turut, dari tahun 1995 hingga 2007. Saat ini, Gates berada di urutan ke-13 dengan total kekayaan US$112,5 miliar atau sekitar Rp1.859 triliun.
Pada akhir tahun 2000-an, Gates memutuskan untuk mundur dari posisi penting di Microsoft dan mendirikan yayasan kemanusiaan Bill & Melinda Gates Foundation.
Pada tanggal 4 Februari 2014, Gates mengundurkan diri dari jabatan Ketua Dewan Direksi Microsoft untuk fokus pada kegiatan filantropi, membantu berbagai negara di bidang kesehatan dan pendidikan.
Dalam kesempatan ini, Bill Gates memberikan bantuan senilai US$159 juta atau sekitar Rp2,6 triliun untuk Indonesia. Bantuan tersebut dialokasikan untuk sektor kesehatan sebesar US$119 juta (Rp1,9 triliun), pertanian US$5 juta (Rp826 miliar), teknologi US$5 juta (Rp826 miliar), serta bantuan sosial lainnya di berbagai sektor mencapai US$28 juta (Rp462 miliar).